Translate

Minggu, 21 Agustus 2016

Sheril

Sheril seorang vampir. Dia imigran. Karena dikomunitas vampir dia membuat kesalah, dia dihukum tinggal diantara manusia. Sebel banget, makanan dimana-mana tapi ga bisa makan. Disekolah bawaannya haus mulu. Mana pas olah raga sering pura2 pingsan karena ga kuat kena sinar matahari, g pura2 juga sih. Temen cowok banyak banget yg tertarik. Asik juga. Kadang hipnotis cowo biar bisa ngisep darah mereka. Kadang g enak darahnya. Ada nikotinnya, ada narkobanya. Gila lagi ada yg pahit darahnya, ternyata anak Indonesia yg sering minum jamu. Apaan sih?!? Jamu?!?

Temen cewek?!? Banyak yg bergerombol. Bego kumpul ma bego....dandan mulu kerjaannya. Rajin kumpul ma yg rajin melulu. Ada yg culun g punya gerombolan, tapi populer. Semua kenal. Cuma buat dihina2. Aneh2 aja manusia. Klo di komunitas vampir ada kasta, jelas mana yg bangsawan, mana yg pekerja. Sheril tuh bangsawan. Generasi ke-14. Begonya sih dia mau aja diajak kencan vampir biasa. Ganteng sih. Mana tu vampir suka bawain darah yg enak banget. Eh....kena jebak. Ngomongnya kencan, pacaran, ternyata dia piaraan saingan Sheril. Cuma di PHP. Endingnya Sheril dituduh mesum2an ma tu vampir rendahan. Hedeh....ketahuan lagi ma Papa dan Granpa. Langsung dihukum. Tinggal juga di kos-kosan. Kos-kosaaaaan... Minumnya darah hasil donor...pake sedotan.

Sheril nyesel banget kenapa mau aja dibego-begoin vampir jelata. Mama sih suka nglarang Sheril deket ma vampir cowok dari keluarga bangsawan lain. Alesannya macem-macem. Musti ada perjodohan lah, ketemu antar keluarga lah....jadinya kan kena rayu dikit aja Sheril K.O. ga taunya sih...rayuannya juga ga mutu.

Dihukum sih iya.. Hidup diantara manusia itu lho yang menyiksa. Jadi vampir tuh, hidung sensitif banget. Suka tekanan batin kalo diajak ngumpul di kantin. Bau bawang mah...udah kebal. Bau badan yang ga tahan. Edan!!! Keringet manusia tuh kebanyakan unsur HCl!! Kalo vampir karena minum darah ya....jelas..kaya zat besi. Ga bau. Ga kayak manusia. Pantes Granma sempet nangis2, mohon2 biar aku g diasingkan di antara manusia. Ternyata emang berat banget.

Dulu sih pernah dihukum di sekolah. Berasa pengen mati gitu musti bertahan di bunker penuh manusia srigala. Ga bisa istirahat. Seharian lari. Kalo ga dikejar ya ngejar. Berantem habis-habisan. Beneran ampe habis bajunya. Keluar bunker dah telanjang aja. Lukanya pun ga sedikit. Tapi, begitu keluar bunker langsung disambut tim medis sekolah. Lha ini?? Keluar kos kosan manusia. Di jalan pun manusia. Di sekolah manusia. Di kelas manusia. Dah lah..mending berantem deh sama sepuluh manusia srigala.

Eee...tapi katanya di dunia manusia srigala ganteng-ganteng??

Hukuman kali ini adalah yang paling berat. Memang sih ada pengawal khusus pada radius tertentu. Tapi ya itu....pengawal mah jagain keamanan badan sama nyawa. Keamanan hidung mah....diurus sendiri. Pengen deh pilek. Kata temen ku kalo pilek jadi ga bisa nyium bau, intinya indra penciuman tidak berfungsi normal. Pengeeeeeeeeeen banget pilek. Tapi virus pilek manusia ga mempan di tubuh vampir. OK. Fine!

Kadang kalo pas Purnama, beberapa kelelawar mampir bawa surat dari vampir-vampir yang ku kenal. Granma dan Mama yang paling sering. Kakak ku juga pernah. Teman sekolah ku....kebanyakan ngledekin dan nyukurin aku dihukum. Paling ngeselin sih surat dari Wineley, vampir betina paling busuk yang pernah dilahirkan di keluarga Darmoore. Gara-gara Wineley aku dikirim ke dunia manusia. Sebenernya aku cukup bahagia, hidup jauh dari dia. Eh...sempet aja dia nulis surat. Sok perhatian lagi, tanya kabar segala.

Aki sih ga begitu peduli sama Wineley. Toh Mr. Horton Darmoore orang yang ku hormati, meski dia kakek si Wineley. Tapi emang Wineley semcam bibit busuk diantara bibit yang lain sih. Dah ga usah bahas Wineley. Males.

Siang ini, sesuai perkiraan cuaca di tv, langit berawan, dan hujan rintik-rintik di sore hari. Aku datang tanpa masker. Itu pertanda mood ku baru bagus. Kalo maskeran, mood ku lagi jelek. Kekekekeke..... Itu kesimpulan dari temen-temen manusia ku. Aku iyain aja deh biar ga repot kasih penjelasan.
"Sheril," sapa Nicole. Dia itu kembarannya Nicolas. Nicolas itu cowok paling dingin, pendiam, galak, dengan aroma darah paling enak se Julian Senior Hight School - Itu barusan nama sekolah ku. Karena aku tinggi, aku dapat tempat duduk di belakang, sebelahan dengan Nicolas. Tiap hari rasanya pengen gigit lehernya. Kepada Nikolas lah aku dipasrahkan oleh wali kelas ku, Mr. Quentin. Jadi semacam siswa idiot yang harus diurusi Nicolas supaya bisa menyesuaikan diri dengan sekolah baru. Tapi.....yang ngurusi galak banget, ngomongnya dikit. Kalo marah pake bahasa mata. Sama kayak Granpa. Jadi, dalam pandangan teman2 sekolah, aku dekat gitu dengan Nicolas. Sampai kakaknya juga, ikut-ikutan aja dia.

"Ow, rambut mu?!"
Nicole menyisir rambutnya dengan jari lalu nyengir, "new style. Pada akhirnya aku tak bisa menyusul tinggi badan Nicholas, jadi orang-orang sudah bisa membedakan kami. Aku tak perlu rambut panjang sebagai tanda."
Aku manggut-manggut saja. Kemarin sih Nicole adalah versi Nicolas berambut panjang. Sekarang dia Nicolas versi 163cm.
"Siap unt kelas Aljabar?"
"Yeah....tak buruk. Tapi aku kesulitan mengerjakan tugas quantum bla bla bla...," kata ku.
Tiba-tiba Nicolas berdiri di sebelah ku menyerahkan dua buku tebal. "Untuk tugas quantum mu."
Lantas berjalan dengan langkah lebar menuju kelas.
Aku terpana. OK. Dia memang target makan yang lezat, tapi bukan karena itu. Bukunya kenapa dua? Tidak satu. Dua!!!!
Nicole tersenyum melihat reaksiku, "ku rasa kau pantas bahagia dengan perhatiannya."
"Percayalah, aku ingin menghisap darahnya sampai habis."
"Hahaha..pasti akan menarik," jawab Nicole tanpa menyadari omongan ku serius.

Dikelas aku duduk mendengarkan detak jantung Nicolas. Itu lebih menarik daripada rumus aljabar di papan tulis sana. Ketika dia tidak paham, jantungnya berdetak lebih cepat. Saat itulah aku bisa menertawakan dia. Itu rahasia kecil kami. Itu juga alasan kenapa dia sewot dan galak pada ku. Hari ini sih detak jantungnya normal. Oh...betapa sulit mengalihkan konsentrasi dari aroma darah Nicolas!!!
Kemudian, tangan Nicolas terjulur ke hadapan ku. Untuk sepersekian detik  jantung ku melompat bahagia. Akhirnya.....dia menyodorkan tangannya untuk ku hisap. Akhirnya.... Lho?! Tangannya sudah tak ada. Aku meliriknya, dan OK tangan hidangan lezat ku sudah membolak-balik buku aljabar.

Sebagai gantinya ada secarik kertas yang dilipat diatas buku catatan ku.
#kembalikan buku yg ku pinjamkan seminggu lalu.

Paper chat!!

*ada 9 buku, ak tak sanggup membawa semua (T~T)

Aku belajar tentang emoticon dari Nicole. Ternyata cara manusia berkomunikasi unik.

#Berikan alamat mu.

OMG!!!!

*Eekwood street - 81

#OK

Yes! Makanan lezat ku berniat datang sendiri. Aku makan enak nanti malam!!! Yes! Yes! Yes! "Yes!"

"Sepertinya Miss Gracemoore bisa mengerjakan soal ini. Silakan ke depan."

Malah ketahuan guru! Duh!

Perasaan ku saat ini antusias banget. Mangsa ku akan datang ke kosan. Pertama-tama nanti aku akan memberinya minum. Ah, aneh. Pertama-tama aku akan mengajaknya membahas tugas dr Mr.Quentin. Ketika dia asyik menjelaskan, aku hipnotis dia, lalu ku hisap darahnya...eh, kuhisap darahnya sedikit. Trus bekas gigitannya? Waduh! Gimana ya menyamarkan bekas luka gigitan? Kalo ketahuan bisa gawat. Nicolas kan teliti banget. Bisa ketahuan Nicole juga. Gimana ya? Yah...ga jadi antusias...

Ting! Tong!

Udah datang aja tamunya....hiks...

"Hai, Nick," sapa ku saat membuka pintu. Damn! Bau darahnya enak banget!

"Kau baik-baik saja?"

Itu adalah kalimat yang tak ingin ku dengar dari mangsa ku.

"Yeah, cuma sedikit lapar dan bingung."

Lalu mangsa ku masuk. Dia melihat sekeliling ruangan. Tampak seperti rumah kos anak SMA pada umumnya. Lalu Nicolas mendapati setumpuk buku yg dipinjamkannya pada ku. Dan dua buku yg tadi dipinjakannya sedang terbuka di sofa di depan TV.
"Nonton sambil membaca he?"
Ak diam saja tak komentar. Yang jelas sih jantungnya berdetak lebih cepat. Eh?!? Kenapa ya??

Nicolas malah duduk di sofa, membuka2 buku Quantum, lalu melirik sesekali pada notebook ku. "Masih belum selesai tugas mu?"

Well jantung Nicolas makin melaju.

Aku belum memikirkan cara untuk mengapus luka gigitan. Tapi mangsa ku sudah menyerahkan diri. Apa boleh buat, dia masuk perangkap secara sukarela.

"Aki hanya bingung merangkumnya," jawab ku asal. Lalu ikut duduk di sebelahnya. Ku ambil notebook ku, lalu ku perlihatkan padanya hasil mengarang bebas ku. Dan kenapa jantungku ikut berdebar?!?

Nicolas sibuk membaca karangan ku, aku sibuk memperhatikan urat nadi di lehernya. Aku sudah lapar. Lapaaaaar banget. Dan mangsa ku duduk di sebelah menyodorka. Leher jenjangnya. OMG!!!!! Nick....kamu makan malam ku!!?!

Tanpa ku sadari taring ku sudah keluar. Aku sudah mencondongkan kepala siap menerkam leher Nicolas. Itadakimasu!!!

"Kurasa kau harus memperbaiki bagian ini," Nick menoleh mendadak. Dan ak tertangkap basah!! Untung sempat menutup mulut pake tangan.

"Kamu ngapain sih??" tanya dia heran. Nick sedikit menjauhkan wajahnya dari ku.
Aku melihat gelas kopi d wastafel. Muncullah ide keren. "Aku mulai mengantuk dan mencari tau apa kopi ku masih, ternyata habis."
Nick mengikuti arah pandangan ku, dia melihatnya juga, gelas kopi kosong d wastafel.

Syukur deh dia ga curiga. Dia lanjut mengomentari hasil mengarang ku. Salah di sini, perbaikan di situ, cari di halaman bla bla bla di buku. Pokoknya sifat bosy Nicolas muncul. Dan aku makin kelaparan. Ah...andai aku boleh mendengarkan sambil menghisap jarinya...

Jari!? Ide sempurna. Jika jarinya yang ku gigit, itu akan jadi luka yg wajar. Bilang aja dia kena pecahan kaca. Sempurna!! Akhirnya, makan malam ku akan sempurna!!!!

"Nick..."
"Ya, apa?"
"Kau akan patuh pada perintah ku. Kau adalah budak ku. Kau akan tertidur dalam satu dua tiga...tidur!"

Kepala Nicolas terkulai ke belakang. Pelan-pelan aku memeriksa kesadarannya. Aha! Dia tertidur. Duh...lehernya menggoda! Tapi aku harus bisa menahan diri. Aku hanya perlu menggigit jarinya lalu menhisap sedikit darahnya.

"OK, mangsaku yg lezat. Tetap tidur sampai aku selesai."

Aku menyobek ujung jari Nick dengan taring ku. Lalu darah segarnya mulai keluar. Aromanya benar-benar enak. Tanpa pikir panjang ku hisap darah Nick. Semacam pakai sedotan berbentuk jari. Emmm.....enak! Enak! Enak! Enak!!! Darah Nicolas enak banget.

Yup. Makan malam selesai. Cukup untuk menghilangkan rasa haus. Selanjutnya, ayo makan malam untuk kesehatan mangasa favorit ku.

Pagi berikutnya ak merasa segar. Makan enak memang bisa membuat suasana hati enak. Lagian tugas Mr.Quentin sudah beres berkat bantuan Nicolas.

Langit cukup terang, aku terpaksa mengenakan masker hari ini. Meski menurut mereka mood ku jelek kalo maskeran, Nicole tak peduli pada peringatan itu. Dia langsung menarikku sembunyi di bawah tangga.
"Katakan bagaimana kencan mu dan Nick semalam!"

Eh?! Kok Nicole tau? Daripada disebut kencan sih lebih tepat acara makan-makan. Begitu Nicolas bangun, dia tak ingat apa-apa kecuali barusan dia memecahkan gelas ku secara tak sengaja hingga jarinya terluka saat memunguti pecahan kaca. Malahan dia tanya apa aku baik2 saja. Karena sebelumnya juga aku bilang sedang kelaparan, akhirnya Nick mengajak ku makan di Orange Sanwich  sambil menyelesaikan karangan bebas ku. Aku sih pura2 lahap makan salad dan kentang, sementata dia seperti belum makan selama tiga hari menghabiskan dua porsi sanwich jumbo. Ternyata Nicolas semi vegetarian. Dia vegetarian yang minum susu. Pantas keringatnya ga bau-bau amat. Nicole terus mendesakku agar menceritakan kejadian semalam. Jelas lah aku ga mau, itu rahasia.
"Dengar, kau cewek pertama yang kencan dengan adik ku."

Memangnya aku peduli....

Aku mulai rutin mengkonsumsi darah Nick. Seminggu sekali lah rata-rata. Memang sih mengandalkan kemampuan hipnotis ku. Bukan salah ku, Nicolas sendiri yang sering menyodorkinjldirinya. Bahkan saat ini dia begitu lengahnya, memamerkan leher jenjang itu di depan ku. Ak hampir mimisan karena menahan diri tidak menerkamnya.

Ceritanya ada tugas pengamatan konstelasi bintang. Aku dipasangkan dengan Nick. Kami harus membuat foto gugusan bintang semalam suntuk. Akhirnya diputuskan kami berkemah di atap sekolah. Nicolas membawa teropong bintang dan camera digital untuk pengamatan. Aku bertugas membawa perlengkapan kemah. Saat-saat dimana Nick fokus pada teleskopnya, adalah saat dimana dia lengah menjaga keamanan lehernya. Berkali-kali taring ku keluar. Syukurlah aku masih bisa mengendalikan diri. Tapi aku mimisan. Nick begitu terkejut melihat darah di hidungku.

"Kau berdarah!"

Aku lebih baik pingsan saat ini daripada ketahuan mimisan. Ok, ak bohong. Ak lebih suka menerkam lehernya daripada mimisan.

Nick membersihkan hidung ku. Dengan wajah khawatir, dia memberikan jaketnya pada ku. Lalu menyuruh ku tidur di tenda. Oh mangsa vaforit ku....aku vampir dan saat-saat terbaik  bagiku adalah malam hari. Dan kau meminta ku tidur di tenda serta meminjamkan jaket mu?! Kau bercanda!!!

Aku menurut saja, daripada aku makin sinting memperhatikan setiap urat nadi di leher Nicolas.

Ditenda aku keluarkan kantung darah yg ku simpan di ransel. Segera ku habiskan sebelum Nick melongokkan kepalanya memeriksa keadaan ku. Yeah...rasanya tak seenak darah Nick, setidaknya bisa mengurangi rasa haus ku.

Ak mengamati Nicolas dr tenda. Dia tampak serius mengamati bintang dg teropong. Sesekali dia menoleh ke arah ku, lalu kembali sibuk dgn kamera dan teropong. Lama-lama aku yg bosan. Jika tadi aku fokus pada Nick, sekarang ak lebih fokus pada keadaan di sekitar kami. Angin berhembus cukup kencang di atap sekolah ini. Suasana juga hening. Tadi masih ada suara kegiatan ekstrakukikuler. Selepas jam 9, tidak ada lagi anak yg masih tinggal d sekolah kecuali kami.... (bersambung)


Cerita Populer